Halo,
sudah saatnya sekarang gw bercerita tentang kegiatan-kegiatan gw seperti
sebelum-sebelumnya. Oke, pertama kali nya sejak gw berhenti menulis di blog
ini, cerita pertama yang mau gw share ini cerita tentang “Sekolah Rimbawan
Kecil” gimana ceritanya? Di baca aja oke? Selamat membaca.
Pada
awalnya, ada sebuah musibah gempa bumi yang menimpa sebuah daerah bernama
Pamijahan di Bogor. Rumah-rumah di sana banyak yang hancur bahkan roboh karena
itu. Waktu itu (gw lupa tepatnya kapan), kami anak-anak Fakultas Kehutanan IPB
melakukan pengumpulan bantuan untuk diserahkan kepada desa tersebut. Singkatnya,
kami memberikan bantuan ke desa tersebut. Setelah berkunjung ke desa tersebut,
Kak Lola (Fahutan 46) mempunyai ide untuk membangun sebuah sekolah alam untuk
anak-anak di desa tersebut.
Ide
itu tertuang dalam sebuah PKM (Program Kreatifitas Mahasiswa) dan akhirnya
terbentuk kepanitiaan untuk sekolah alam tersebut. Dalam proposal yang
diajukan, beberapa orang tercantum didalamnya, ada Fikri, Martha dan gw
(Fahutan 48) dan Kak Lola sendiri. Meskipun nama gw tercantum dalam proposal
itu, tetapi gw belum bisa sepenuhnya berkontribusi di sekolah alam ini karena
gw kemarin-kemarin masih disibukan oleh MPD.
Pada kenyataannya, banyak banget
teman-teman yang lain yang terlibat di kegiatan ini contohnya ada Harits, Arya,
Girin, Zahra (Fahutan 48) dan masih banyak yang lainnya.
Minggu,
25 November 2012 kemarin gw baru bisa ikut ke Pamijahan untuk kegiatan Sekolah
Alam yang bernama “Sekolah Rimbawan Kecil” ini.
Sebelumnya, teman-teman yang lain udah berkesempatan mengisi Sekolah Rimbawan
Kecil ini. Perjalanan dari kampus menuju desa Pamijahan itu sendiri sekitar
1,5-2 Jam perjalanan menggunakan sepeda motor. Selama perjalanan, gw disuguhi
oleh pemandangan berwarna hijau, sawah-sawah membentang. Udaranya pun masih
sangat segar. Kami berangkat sekitar pukul 08.00. Selama perjalanan menuju ke
sana, Kak Lola udah di telfonin oleh anak-anak yang akan mengikuti sekolah alam
ini. Hal itu membuktikan bahwa antusias mereka sangat tinggi.
Sesampainya
di desa, anak-anak sudah memasuki sebuah ruangan yang baru gw ketahui kalo
ruangan itu adalah sebuah madrasah dan ruangan itu memang sudah biasa kami
gunakan. Anak-anak di sana sangat baik menyambut kedatangan kami. Dengan semangat
Kak Lola pun memberikan materi yang memang sudah direncanakan sebelumnya. Materi
kali ini, pengenalan satwa dan belajar mewarnai. Senang rasanya ketika
anak-anak di sana menyanyikan lagu “Rimbawan Kecil” dan saat mereka asik
memperhatikan materi yang disampaikan oleh Kak Lola.
Keceriaan
mereka sangat menggambarkan kehidupan mereka yang penuh warna dan tanpa beban
meskipun pada kenyataannya mereka terbelakang dari teman-teman sebayanya yang
hidup nyaman di tengah kota dengan segala kemudahan dan fasilitas yang lengkap.
Mereka tetaplah anak-anak yang ceria, selalu tersenyum dan mereka sangat baik. Semoga
semangat mereka tidak pernah redup oleh kerasnya kehidupan.
Setelah
beres kegiatan sekolah Rimbawan Kecil, kami menyempatkan ke rumah Pak (aduh gw
lupa namanya hehe :D) dan gw jalan-jalan menyebrangi pematang sawah untuk
melihat sungai yang ternyata sungai itu adalah sungai Cianteun, sungai yang
pernah gw arungi ketika gw rafting. Gw melihat-lihat dengan di temani beberapa
anak, ada Tedi, Dewa, dan Anggi. Mereka ngajak gw berenang, tapi gw engga mau
soalnya cuaca di hulu sudah mendung, gw takut ada banjir bandang. Saat ngbrol-ngbrol
itu, mereka meminta gw sesekali menginap di desa ini agar kita bisa main lebih
lama bersama mereka. Jujur, agak kaget juga gw karena gw ini kan baru sekali bertemu
mereka tapi dengan tulusnya mereka meminta gw untuk sesekali menginap di sana.
Di
balik semua keceriaan itu, gw mendapati sebuah kenyataan yang sempet bikin gw
sedih banget. Di antara anak-anak yang menemani gw lihat-lihat itu ternyata ada
yang sudah tidak bersekolah di sekolah formal. Padahal menurut gw, anak itu
cerdas (maaf, gw engga bisa sebut namanya) dan harusnya dia sekarang kelas 5
SD. Info ini gw dapati saat gw jalan pulang, ketika di motor Kak Lola
menceritakan hal itu. Alasan dia putus sekolah karena orang tuanya telah
bercerai. Gw kaget, sampai segitunya anak menjadi korban L
Andai
gw bisa membantu, andai apa yang gw punya saat ini bisa membuat anak itu
kembali bersekolah, pasti sudah gw lakukan. Satu pelajaran yang gw dapatkan, di
luar sana masih banyak yang kurang beruntung dan gw saat ini masih bisa di
katakan beruntung bisa bersekolah, kuliah dengan lancarnya. Seharusnya gw bisa
lebih mensyukuri apa yang gw dapatkan saat ini.
Andai aku bisa
Aku hanya ingin dia
Tetap jalani hidup sebagaimana
mestinya
Aku hanya ingin dia
Dapat terus berjalan menuju
cahaya
Andai
aku bisa
Berikan
apa yang aku punya
Agar
ia tetap memiliki haknya
Aku
hanya punya doa
Tetaplah ceria
Rimbawan kecil tercinta
Meski badai datang melanda
Teruslah berkaya dan berusaha
Oh iya, untuk foto-fotonya nanti
menyusul yah, soalnya foto-fotonya masih ada di Kak Lola hehe
Casino Hotel, Las Vegas (Vegas) - Mapyro
BalasHapusCasino Hotel, Las Vegas 용인 출장마사지 (Vegas). 5 star hotel. Open 세종특별자치 출장마사지 24 hours. Rooms. 인천광역 출장마사지 3131 Las 목포 출장안마 Vegas Blvd 하남 출장안마 S. Las Vegas, NV 89109.