Halo semuanya,
saat ini gw mau cerita pendakian gw yang baru aja kemarin gw lakukan terus
untuk cerita PPEH nya gw pending dulu yaa haha. Lu pada pasti pernah dong ya
ngelewatin masa TK atau pun SD. Dulu, pas di suruh gambar, rata-rata dan
biasanya kita itu menggambar 2 buah segitiga sebagai gunung, dengan lingkaran
di tengahnya untuk matahari dan di bawahnya kita menarik garis lurus 2 buah itu
jalan raya. Pasti deh itu gambar andalan saat kita masih TK atau SD.
Gambar yang kita
buat itu mungkin terinspirasi dari dua gunung di Jawa Tengah, yaitu Sindoro
(3351 mdpl) dan gunung Sumbing (3373 mdpl) yang jaraknya berdekatan dan hanya
di batasi oleh jalan raya di kaki-kaki gunung
tersebut. Bener-bener mirip dengan gambar yang dulu sering kita buat.
Sebelumnya, pada tahun 2009 gw pernah mendaki Sindoro bareng sama Gio, dan
gagal mendaki Sumbing saat itu. Dan sekarang bersama teman-teman dari fahutan
gw berkesempatan membayar “hutang” gw terhadap Sumbing hehe
Selasa, 30 Juli 2013
Selepas sahur di rumah Arya kita
pun packing barang-barang kita. Untuk pendakian ini kita berjumlah 6 orang. Ada
Gw, Girin, Arya, Agna, Bagus “Inyong”, dan Rayendra yang merupakan temannya Arya.
Kita packing masih belum tanpa tenda soalnya tenda masih ada di Rendra. Nanti
kita bakalan mampir di kontrakan Rendra.
Kiri ke Kanan : Arya, Gw, Agna, Bagus, Girin. Sebelum berangkat |
Tepat jam 6 pagi kami pun
berangkat dari rumah Arya menuju kontrakan Rendra. Baru berjalan sekitar 5
menit ternyata sudah ada masalah. Ban motor yang gw pake sama Girin ternyata
bocor. Heeem semoga ini bukan pertanda apa-apa. Untungnya ga perlu waktu lama
kami pun menemukan tukang tambal ban. Perjalanan kami lanjutkan menuju
kontrakan Rendra.
Jam 8 pagi kita sampai di
kontrakan Rendra, langsung packing ulang dengan kehadiran tenda di antara kita
ahaha. Beres packing, kita langsung berangkat dan ternyata gantian motor yang
di pake Arya sama Agna yang bocor. Kita pun menunggu lagi. Sekalian menunggu
kami pun belanja berbagai keperluan yang masih kurang di sebuah toko.
Kali ini kita menunggu agak lama
dan setelah beres kami pun langsung berangkat, semoga 2 kali ban bocor bukan
suatu pertanda akan adanya bahaya dari perjalanan kami ini. Setelah menmpuh
perjalanan selama kurang lebih 2 jam perjalanan kami pun tiba di basecamp
pendakian Gunung Sumbing yang berada di Desa Garung. Tahun 2009 gw pernah
kesini dan hanya memandangi gunung Sumbing dari kejauhan. Kali ini Insya Allah
kaki gw akan berpijak di puncaknya amiiin.
Gw sama Girin depan Basecamp pendakian |
Kiri ke kanan : Arya, Rendra, Agna, Girin, Gw (belakang), Bagus. Di dalam Basecamp |
Di basecamp pendakian Sumbing ini
bersih banget dan luas. Kita bisa nginep di sini dan kamar mandinya banyak. Di
sini kita bayar tiket untuk pendakian dan bayar retribusi kebersihan dan air.
Di basecamp ini juga kita bakalan dapet peta kasar jalur pendakian. Jalur
pendakian Garung ini memiliki 2 jalur, yaitu jalur lama dan jalur baru.
Berdiskusi singkat, kami pun memutuskan menggunakan jalur baru untuk naik dan
turun nanti menggunakan jalur lama.
10.23 WIB kami sudah melangkah
meninggalkan basecamp. Yooop welcome to the wildlife ahaha. Sudah lama gw engga
merasakan sebuah sensasi aneh yag bergejolak dalam diri gw. Sebuah perasaan
dimana senang, takut, waswas, ngeri, berharap menjadi satu. Bercampur aduk
dalam hati gw. Maklum pendakian jauh terakhir gw itu pas gw mendaki Semeru
tahun 2012 dan sampai sekarang gw lebih sering mendaki gunung Gede yang udah
berkali-kali gw daki.
Kita trekking menuju desa
awalnya, jalannya pertama aspal dan akhirnya menjadi jalanan batu-batuan di
susun rapi. Dari basecamp tinggal lurus terus sampai akhirnya kita tiba di
sebuah pertigaan yang dimana kalo kita lurus masuk jalur lama dan belok kanan
masuk ke jalur baru. Kami pun berbelok ke kanan. Gw rasa jalur lama sama jalur
baru itu hanya beda punggungan aja deh.
Sekitar 30 menit jalan kami pun
memasuki kawasan ladang, jalannya masih lebar dan berbatu dan panaaaas luar
biasa, ga ada tutupan tajuk yang menghalangi sinar matahari. Ketahanan kami di
uji di sini. Akhirnya jalan lebar pun menyempit menjadi jalan setapak dan
banyak percabangan karena masih di ladang, tapi jangan takut karena banyak
petunjuk arah yang terpasang yang menunjukan jalur pendakian.
Trek awal pendakian melewati ladang warga |
Setelah berjalan 1 jam setengah
kami pun tiba di pos satu. Pukul 12.10 kami sudah di pos satu dan ladang nya
sudah mulai berganti dengan ilalang di kanan dan kiri kami. Sebelum pos satu,
ada sebuah sungai kecil yang mengalir. Dari sungai itu kita bisa mengambil
persedian air terakhir, karena sampai puncak nanti ga ada sumber air lagi.
Jarak dari sungai ke pos satu hanya lima menit. Di pos satu ini bisa di gunakan
untuk mendirikan tenda sebanyak 2 tenda dengan kapasitas 5 orang.
Kami istirahat agak lama di pos 1
ini karena lelah dan panas yang kami terima di jalur ladang tadi. Maklum puasa
ahaha. Istirahat dan salat beres kami pun langsung menuju pos 2. Dari pos 1
menuju pos 2 jalurnya lumayan menanjak, kemiringannya 30 sampai 45 derajat
dengan tanahnya kaya tanah liat gitu, terus ganti menjadi tanah berpasir dan
sedikit bebatuan. Sudah mulai kelelahan di perjalanan menuju pos 2 ini. Mungkin
karena panas yang menyengat.
Istirahat di pos 1 |
Di tengah perjalanan menuju pos 2
gw sama Girin sempat berpikir kenapa kita mau gini-ginian, panas-panasan di
saat yang lain berpuasa dan ngapain naik gunung saat yang lain berlibur bersama
keluarga mereka di rumah ahaha. Sindrom penyesalan telah menghinggapi gw sama Girin
ahaha. Di depan Arya memimpin jalan di susul sama Agna dan bagus. Di
belakangnya ada gw sama Girin agak terpisah dan rendra sebagai sweeper ahaha.
Pukul 14.11 kami tiba di pos 2,
di pos 2 ini ada sebuah bangunan semi permanen yang didirikan. Lumayan untuk
berteduh dan di pos 2 ini bisa cukup untuk 3 tenda sekaligus. Istirahat agak
lama lagi kami di sini. Engga tau kenapa gw bener-bener ngerasa cape banget
pendakian ini. Mungkin karena efek puasa dan sudah lama engga mendaki gunung
ahaha alibi terus :p
Mulai lelah ahaha |
Perjalanan kami lanjutkan menuju
Pestan, Pasar Setan yang merupakan pos 3 dan pertemuan antara jalur baru dan
jalur lama Garung. 2 jam perjalan dari pos 2 kalo baca dari literature mah tapi
pada kenyataannya hamper 3 jam kami baru sampai di Pestan ahaha slow parah kita
jalannya, puncak Sumbing engga akan kemana lagian selama perjalanan itu
pemandangannya keren banget.
Pemandangan sehabis pos 2 |
Trek menuju Pestan |
Istirahat dulu kakaaak ahaha |
Pestan, sebuah tempat yg agak
datar dan terbuka dan langsung menghadap ke gunung Sindoro yang ada di
depannya. Pas banget pemandangannya juga menuju arah barat sehingga kami bisa menikmati sunset dari sini dan
alhamdulillahnya cuaca hari ini cerah. Karena Pestan ini sudah berada di
ketinggian (pas nya berapa gw lupa) dan terbuka otomatis angin yang berhembus
di sini pun kencang banget dan di bawah kaki kita terhampar awan-awan yang
menggulung yang menutupi desa Garung. Sebuah negeri di atas awan.
Kami pun memutuskan untuk berbuka
puasa di sini, di Pestan sambil menikmati suguhan alam yang sungguh luar biasa.
Bersambung . . .
keren, lanjutkan. salam lestari.
BalasHapuskapan sambunganya disambung, wa?
BalasHapus