Langsung ke konten utama

Primitive Runaway (Tn. Ujung Kulon 25-29 Januari 2013) Part 2


Sabtu, 26 Januari 2013

Pagi hari pun menjelang setelah semalam berjibaku melawan nyamuk dan ada beberapa kejadian yang kurang masuk akal yang bikin gw agak susah tidur. Jadi kita semua tidur di ruang tengah dan gw kebagian tidur pas ngehadap ke pintu dapur. Masa iya tiba-tiba pas gw buka mata pintu dapurnya kebuka dan nutup lagi kan aneh, tapi sudahlah. Gw bangun sekitar jam 09.00 dan anak-anak yang lain engga tau deh bangun jam berapa. Yang jelas hari ini kita sarapan cuma pake roti aja.

Kita pun sarapan sambil packing barang-barang, dan tidak lupa kita semua mandi dulu biar kece dong ahaha. Pukul 10.13 kita udah siap berangkat. Pamitan sama yang ngejaga resort (lupa namanya :p) dan ambil foto dulu sebagai kenang-kenangan. Hari ini rencananya kita bakalan menuju ke Karang Ranjang. Dari resort Legon Pakis menuju Karang Ranjang sekitar 8 KM dengan kira-kira waktu tempuh 4-5 jam

Resort Legon Pakis
Perjalanan pun dimulai, kita jalan menyusuri jalanan utama desa. Kiri sama kanan jalan itu sawah padi yang membentang luas dan hijau, dan ada satu-dua pohon kelapanya. Suasana pedesaan di pesisir pantai abis, bikin seger mata. Selama setengah jam berjalan dari Legon Pakis, kita mulai memasuki sebuah desa yang namanya desa Ujung Jaya, mungkin karena desa ini terletak di ujung nya Ujung Kulon kali ya.
Ketemulah sama pak Sorhim di rumahnya. Pak Sorhim udah siap dengan peralatannya dan setelannya safety abis deh, baju lapang, celana lapang dan sepatu PDL yang biasa dipakai oleh TNI mencirikan kalo beliau sering keluar masuk hutan. Istirahat sambil ngbrol sama pak Sorhim di rumahnya, menghimpun informasi track seperti apa yang bakalan kita lalui nanti menuju Karang Ranjang.

Rumah Pak Sorhim


Pukul 10.50 kita pun start jalan dari rumah pak Sorhim. Awal treking kali ini kita disambut dengan perkebunan kelapa (iya bukan ya?) soalnya banyak kelapa banget berjejer di kiri dan kanan trek yang kita lalui. Tapi perkebunan kelapanya cuma sebentar, pukul 11.11 kita sampai di sebuah resort, engga tau nama resortnya apa tapi yang jelas kata pak Sorhim tempat ini bakalan jadi pusatnya penangkaran badak jawa (Rhinoceros Sondaicus). Break sebentar dan perjalanan pun kami teruskan memasuki hutan.



Hutan yang pertama kita lalui itu hutan pantai dan hutan mangrove. Selama jalan di sebelah kanan kita itu udah pantai dengan desiran ombaknya yang menemani setiap langkah kita. Pantai di sebelah kanan kita itu merupakan pantai utara, sedangkan tujuan kita, Karang  Ranjang masuk ke dalam pantai selatan. Jadi nanti kita bakalan motong masuk ke dalam hutan nyebrang ke selatan. Selain itu kita juga melewati (kalo engga salah) 3 muara. Yang namanya muara kan gitu, tempatnya buaya. Si Tanti sama si Ayu nanya-nanya ke pak Sorhim di muara itu ada buayanya engga, kata pak Sorhim sih ada tapi jarang terlihat. Ah tapi slow toh kita juga bawa Agna si buaya darat ko ahaha
Agna sang buaya darat

Muara. jatuh di santap buaya ahaha
Setelah kurang lebih satu jam kita menyusuri hutan pantai di utara saatnya kita masuk membelah hutan untuk sampai di selatan. Sumpah engga ngira abis track yang kita lalui itu paraaaaah. Separah-parahnya deh. Tracknya masih kaya hutan belantara, beda banget kalo gw naik gunung. Ini track sungguh luarbiasa. Banyak tumbuhan berduri yang harus diwaspada dan kayanya track yang kita lewatin ini kaya sebuah rawa.

Namanya rawa pasti ada air yang menggenang, nah seperti itu track yang kita lalui. Genangan air sepanjang jalan, lumpur yang siap menjadi jebakan. Dikira bakalan biasa aja ternyata bisa ngerendem sampai sebetis lumpurnya. “Welcome to The Amazon” teriak Razi. Yaaa emang mirip Amazon sih ahaha. Kita yang udah kece abis terpaksa harus kotor sama lumpur. Yang bikin serem ini hutan pasti punya ular yang banyak banget diliat dari habitatnya dan ekosistemnya. Sumpaaah seru abis. Dan yang paling engga enak di hutan ini kalo mau istirahat susah cari tempat kering dan kalo istirahat siap-siap jadi prasmanan buat nyamuk-nyamuk yang ganas.




Welcome to the Amazon
Disarankan kalo temen-temen nanti mau kesana, pakai sepatu yang waterproof atau yang mendukung kegiatan ini, pakai celana dan baju lengan panjang, dan kalo bisa pakai cutter oil soalnya kalo anti nyamuk biasa itu engga ada apa-apanya buat nyamuk di sana. Keliatannya jarum nyamuk di sana itu udah pakai jarum level 99 ahaha.

Cuaca yang panas dan tracknya yang bisa dikatakan berat membuat kami bercucuran oleh keringat. Selama di jalan Girin bilan “Pokoknya mah rejet lah liburan kali ini.” (Rejet. Bahasa Sunda = hancur). Pukul 14.11 kita sampai dong di resort Karang Ranjang. Sebuah resort yang engga terlalu jauh dari pantai. Berupa bangunan permanen, ada 4 kamar tidur, ruang tengah yang cukup besar, dapur dengan hawu nya (hawu = kompor jaman dulu yang pake kayu bakar), teras belakang dengan meja nya. Kamar mandi ada, tapi harus jalan sekitar 50 meter ke belakang dan berupa saung dan ada sumurnya. Udah cukup primitif belum? Belum yaa? Yang bikin primitif tuh di sini engga ada listrik dan sinyal HP, jadi bener-bener terisolasi dari dunia luar.

Di depan resort Karang Ranjang
Di seberang halaman resort suara ombak menderu, seakan memanggil. Gw sama Girin pun iseng buat liat pantainya, dan tadaaaaaa pantainya seakan pantai pribadi. Pasirnya putih agak kecoklatan, tapi engga coklat banget. Pasirnya halus dan engga ada jejak kaki sama sekali. Sumpah kereeeen abis, dan yang paling gw suka, pantainya itu ombaknya besar jadi bisa main ombak deh. Di pantai gw  lari-larian sama Girin kaya orang gila, engga lama Agna datang jadi bertiga joget-joget ala anak pantai banget deh. Yang lain? Yang lain masih sibuk sama naro-naro barangnya di resort.

Sekitar setengah jam kita bertiga di pantai, kita balik lagi ke resort. Di resort Razi lagi ngbrol sama pak Sorhim, Ama Ayu dan Tanti lagi nyiapin makan siang untuk kita. Gw lupa makan siangnya waktu itu apa yaa? kalo engga salah cuma nasi sama martabak mie. Setelah makan, kita langsung ganti pakaian buat mencicipi ombak pantai Karang Ranjang. Ada satu momen lucu pas Ayu, Ama, dan Tanti lari-lari dari resort menuju pantai pakai baju merah bertuliskan Indonesian Forester. Ya, mereka bertiga pakai baju yang sama ahaha.

Di pantai semuanya kaya anak kecil, main air, kebawa ombak dan sempet bikin video juga. Sore yang indah menurut gw ahaha. Sumpah ya, ini pantai paling keren yang pernah gw datangi. Engga percuma kita berjalan selama kurang lebih 4 jam menempuh hutan dengan lumpur dan nyamuknya, semua terbayar di sini.

Foto - foto kita pas di pantai :

Ombaknya seruuu

Ga lengkap ke pantai kalo engga main kubur orang

Looking for a freedom

Hangatnya kebersamaan 


Paradise

Bersambung . . . ke bagian 3


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Finally, (IF) We Could Sit Together

Untuk seseorang di sana Kamu tahu kan kemarin-kemarin kita suka ketemu, tapi kita ga pernah bisa buat ngobrol. Ya kita emang suka ketemu tapi cuma sekedar say hay aja,  cuma sekedar tukar senyuman tapi jujur ya senyuman kamu lucu dan gw suka. Kita suka ketemu tapi ga ngobrol karena keadaan kadang-kadang ga mendukung buat kita ngobrol, kamu suka sibuk sendiri kadang gw juga yang sok sibukin diri gw. Lucu ya, sebenarnya mah gw pengen ngobrol tapi kadang kadang gw sibukin diri gw sendiri pas di depan kamu soalnya gw takut dan malu serta kaku kalo mau ngobrol sama kamu, tahu kan gw  pernah punya salah besar sama kamu, dan kamu sekarang udah sama orang lain jadi aja kaku. Maaf yaa. Terkadang setelah kita ketemu dan ga ngobrol gw atau engga kamu suka sms, cuma bilang senangnya bisa ketemu. Pasti habis

Ayo, Naik Gunung (Tulisan pertama dari tiga tulisan : Sebelum Pendakian)

Postingan gw kali ini cuma ingin sharing apa aja yang harus diperhatikan saat teman-teman mendaki gunung, apa yang harus dipersiapkan, apa yang ga boleh dilakukan saat pendakian, apa yang harus dikerjakan saat perjalanan sudah berakhir. Judul tulisan ini akan ada 3 bagian yang akan di posting secara terpisah (Sebelum Pendakian, Saat Pendakian, Setelah Pendakian). Semoga bisa bermanfaat ya. # 1. SEBELUM PENDAKIAN Sebelum teman-teman mendaki gunung, yang paling penting adalah Manajemen Perjalanan dan ijin dari orangtua . Kita anggap teman-teman sudah mengantongi ijin dari orangtua masing-masing. Manajemen perjalanan sendiri sangat penting, karena bisa mempengaruhi barang bawaan, persediaan makanan dan lain lainnya. Itu semua tergantung pada Manajemen Perjalanan kita. Persiapan yang matang akan membuat suasana pendakian lebih menyenangkan dibanding dengan pendakian yang sekali jadi dan tergesa-gesa. Ada sebuah prinsip yang biasa dan banyak digunakan oleh orang-orang sebelum naik gunung,...

Latihan Pertama

Minggu sore, gw akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan komunitas PARKOUR Bogor. wahahaha apalagi nih parkour? oke parkour adalah : "sebuah seni bergerak dan metode latihan natural yang bertujuan untuk membantu manusia bergerak dengan cepat, efisien, dan halus dengan hanya menggunakan tubuhnya untuk beradaptasi terhadap rintangan yang ada di lingkungannya.” dikutip dari bukansekedarloncatloncat.tumblr.com mungkin sebagian teman teman ada yang belum tau tentang parkour atau ga tau parkour itu kaya gimana. pernah nonton film "Yamakasi" atau "D-13" ga? tuh yang kaya gitu tu parkour teh. kalo ga pernah nonton filmya buka youtube aja deh yaa. hahaha dari film dan video yang bisa teman teman cari dan akhirnya