Langsung ke konten utama

Demonstrasi Mahasiswa Indonesia

Demonstrasi atau biasa di sebut dengan unjuk rasa sebenarnya merupakan suatu cara untuk mengaspirasikan pendapat. Demo (singkatan dari demonstrasi) ga cuma dilakukan oleh sekelompok orang yang menamakan diri mereka sebagai mahasiswa tapi demo sendiri bisa dilakukan oleh setiap elemen yang ada di bangsa ini. Tapi untuk kasus seperti harga BBM, sembako, korupsi, AMPERA (amanat penderitaan rakyat) dan segala hal yang berbau politik serta kinerja pemerintah biasanya mahasiswa yang pasang badan paling depan.

Demo sendiri udah di atur dalam undang-undang negara, gw gatau undang-undang yang mana. Gw inget deh ada undang-undangnya, gw pernah belajar di SMP kalo ga salah. Pokoknya dalam undang -undang itu di atur tata cara pelaksanaan demo, mengurus ijin demo, sampai batas-batas tempat yang boleh dijadikan tempat berdemo. Semua udah di atur negara. Demo sebenarnya bagus, bagus banget malah. Bisa di jadikan sebagai alarm untuk pemerintah jika ada sesuatu yang menyimpang. Tapi kalo ujung-ujungnya rusuh? Uuuh kacau deh udah, gw males banget liatnya. Sejujurnya, GW GA SUKA DENGAN MAHASISWA YANG MELAKUKAN DEMO. Gw ga suka bukan karena gw bukan mahasiswa, gw cuma ga suka dengan cara mereka berdemo dan akhirnya menimbulkan kerusuhan dan berbuat anarkis.



Tadi pagi gw nonton acara talkshow di sebuah stasiun televisi swasta, yang dalam talkshow tersebut dihadiri oleh dua orang. Seorang dari kepolisian RI dan seorang perwakilan mahasiswa bernama F**mi yang merupakan ketua HMI (gw gatau singkatannya apa, yang jelas M nya Mahasiswa) cabang Jakarta Selatan. Talkshow ini membahas demo yang di lakukan mahasiswa yang berakhir rusuh (tuh kan lagi-lagi) dalam memperingati hari anti korupsi sedunia kemarin, 9 Desember.

Presenter acara bertanya pada si F**mi ini kenapa bisa sampe rusuh demonya kemarin. Dengan enteng si F**mi ini menjawab "Awalnya kita cuma melakukan pemanasan aja dengan mendorong polisi  agar semangat teman-teman mahasiswa lainnya jadi terpacu dan aksi semakin atraktif." sambil senyum-senyum. Watdepak? Melakukan pemanasan? Apa coba maksud si F**mi goblok ini. Siang bolong bikin pemanasan, ya suasana tambah panas lah. Terus dia bilang supaya aksinya lebih atraktif? Gila gilaaa. Mau aktraktif mah ya bikin sirkus aja deh ga usah demo. Sumpah ya, gw kesel banget denger jawaban nih orang. Pemanasan aja udah dorong-dorong, apa lagi aksi selanjutnya? Pukul-pukul?

Setelah si F**mi ini jawab kaya gitu, pak polisi pun langsung menanggapi jawabannya si F**mi. "Oleh karena itu kita berusaha untuk membubarkan demo karena keadaan sudah semakin tidak kondusif dan akhirnya berakhir ricuh karena teman-teman mahasiswa menolak untuk dibubarkan." Menurut gw wajar lah polisi udah mau bubarin gitu mah. Polisi juga kan harus jaga ketertiban masyarakat yang lainnya.

Setelah itu ada cuplikan video aksi demo kemarin. Dalam demo itu ada beberapa orang yang merusak mobil polisi, memecahkan lampu lalu lintas, membakar ban, memblokir jalan. Itu yang namanya mahasiswa yang ingin menyampaikan amanat atu aspirasi rakyat? Harusnya mereka mikir, aksi mereka jelas-jelas udah merugikan negara ini. Memblokir jalan kan jadi macet, itu menghambat rakyatkan? Katanya membela kepentingan rakyat, tapi memblokir jalan membela rakyat? Terus dengan seenaknya merusak fasilitas negara, apa itu yang namanya mahasiswa cinta kepada nusa dan bangsa?

Buat F**mi dan F**mi yang lainnya, yang katanya aktivis negeri. Daripada demo ga jelas, ngabisin waktu dan merusak. Lebih baik kalian semua pada duduk di kelas baik-baik, belajar yang bener terus jadi orang pinter sehingga Indonesia punya kualitas SDM yang amat sangat berkualitas, pinter dan berskill. Inget sob, tong kosong nyaring bunyinya, otak melompong banyak bicara dan berbuat onar. Gimana mau maju Indonesia ini kalo mahasiswanya kaya kalian semua, bukannya membangun bangsa malah merusak fasilitas yang ada.

Komentar

  1. good post.

    gw juga kagak setuju bangau kalo demo tapi malah merusak infrastruktur yang ada, malah makin nyusahin rakyat...bukannya bantuin rakyat.

    Memang orang-orang di atas sana (pejabat2 & pemerintah) kudu di pantau dan diberitahu mana salahnya, itu tugas pemuda2 Indonesia dan tim pengawas.
    Cuma kadang2 ada aja pihak2 yang kurang punya akal sehat yg mudah terpancing omongan dan jadinya ya seperti yang lo bilang barusan itu...

    Kalo nyalahin orang emang paling gampang. Cuma ngasih solusi untuk sebuah kesalahan itu perlu teknik-teknik yang tepat.

    BalasHapus
  2. Kalo demo nya ga rusuh, ga sampe blokir jalan gapapa. Emang demo yang kaya gitu yang dibutuhkan untuk mengawasi kinerja pemerintah. DI postingan ini gw cuma membahas demo yang ngaco doang ki. hehehee

    BalasHapus
  3. yoi gar tapi kalo mau jadi aktivis mahasiswa sih lu kuliah di makas*ar aja noh hahaha

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Latihan Pertama

Minggu sore, gw akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan komunitas PARKOUR Bogor. wahahaha apalagi nih parkour? oke parkour adalah : "sebuah seni bergerak dan metode latihan natural yang bertujuan untuk membantu manusia bergerak dengan cepat, efisien, dan halus dengan hanya menggunakan tubuhnya untuk beradaptasi terhadap rintangan yang ada di lingkungannya.” dikutip dari bukansekedarloncatloncat.tumblr.com mungkin sebagian teman teman ada yang belum tau tentang parkour atau ga tau parkour itu kaya gimana. pernah nonton film "Yamakasi" atau "D-13" ga? tuh yang kaya gitu tu parkour teh. kalo ga pernah nonton filmya buka youtube aja deh yaa. hahaha dari film dan video yang bisa teman teman cari dan akhirnya

Pendakian Gn. Gede, 18 - 20 Mei 2012

Ketua Pendakian              : Tegar P.K /Lele/SS-880337-BK Anggota Pendakian         : 1. Prima (Donny)/Estep/SS-880329-BK 2. Denny R/Tonkhi/SS-880331 3. Amanda (Manda)/Lunidus/SS-880332-BK 4. Fadlia Pari/Docin/SS-880333-BK 5. Adam D/Kadek/SS-880339-BK 6. Iftikhor F (Ihor)/Mili/SS-880341-LF Prolog                 Setelah sekian lama gw ga pernah naik bareng sama anak anak PPRPG (Perhimpunan Penempuh Rimba Pendaki Gunung) Satya Soedirman, organisasi gw saat gw pas SMA, tepatnya tanggal 18 – 20 Mei 2012 kemarin kita naik bareng lagi. Heeem terakhir naik sama mereka, khususnya anak anak angkatan gw (Banyu Karikil) itu pas kita bareng bareng ke Ciremai. Tepatnya 2 tahun yang lalu. Sayaangnya, pendakian kali ini kita belum di kasih kesempatan untuk mendaki gunung seangkatan lagi. Meskipun ga seangkatan, seengganya pendakian kali ini bisa menjadikan obat penawar rindu gw nn’ Gw                                  Doni Deni                          Adam

Senandung Pagi Dewi Anjani

Halo semua, sudah lama ternyata gw engga nulis kelanjutan cerita pas kegiatan di Lombok, tepatnya desa Sajang. Tulisan ini bukan sambungan dari cerita sebelumnya. Ini merupakan cerita kunjungan gw, Ginanjar, Kak Lola, Apel, Kang Iqbal dan Zahra ke Lombok dalam rangka jadi relawan. Jadi relawan? Mungkin beberapa orang bakalan berpikir ko baru sekarang jadi relawannya? Yaa untuk berbuat baik engga ada kata telat toh. Selain itu, kita ke sini untuk membantu mengembalikan semangat anak-anak dan petani kopi di Desa Sajang ini. Sedikit cerita, jadi tim kami ini sudah berada di Lombok dari tanggal 16 dan memulai kegiatan tanggal 17 ke Lombok Utara dan selanjutnya kegiatan kami berfokus di daerah Sembalun, Kabupaten Lombok Timur. Gw sendiri baru merapat ke Lombok pada tanggal 22 Oktober 2018. Oh iya tim kami ini ada Ginanjar, mahasiswa dari Jogja yang sebelumnya memang sudah jadi relawan di Lombok ini ketika gempa mengguncang. Ada juga sepasang suami istri yang sangat mengisnpir